Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) Didukung Nutricia Sarihusada : Malnutrisi Bukan Hanya Masalah Kesehatan, Cari Tahu Ciri-Ciri dan Pencegahannya

Benarkah target pemerintah mewujudkan Indonesia Emas 2045 bisa terhambat jika masalah malnutrisi tidak diatasi dengan baik?

Malnutrisi adalah keadaan dimana terjadi kekurangan atau kelebihan asupan energi, protein, zat gizi lain karena perubahan dari kebiasaan makan atau pola makan yang tidak tepat. Kondisi ini juga terbagi dalam 2 bentuk, yaitu terlalu sedikit nutrisi (kurang gizi) atau terlalu banyak nutrisi (overnutrition). 

Meskipun malnutrisi banyak terjadi pada anak-anak, namun sebenarnya malnutrisi tidak memandang usia, bisa terjadi pada orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu malnutrisi juga bukan hanya masalah kesehatan saja, tapi banyak dampak lainnya yang bisa terjadi.

Dampak dari malnutrisi ini memang tidak bisa dianggap sepele, faktanya masalah ini sangat mempengaruhi masalah kesehatan karena menyebabkan penyakit dan komplikasi tertentu, dalam beberapa kasus bisa mengancam nyawa seseorang bahkan berpengaruh juga bagi perekonomian negara.

Media Workshop “Pekan Sadar Malnutrisi 2024: Wujudkan Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) dan Nutricia Sarihusada Selasa, 17 September 2024 Hotel Des Indes, Menteng, Jakarta

Pakar gizi mengatakan malnutrisi bisa berdampak pada kesehatan jika tidak ditangani dengan tepat dan sedari dini. Berdasarkan hasil Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen, yang artinya hanya turun 0,1 persen jika dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 21,6 persen. Selain itu, berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara. Jadi ya memang dari tahun 2023 angka stunting di Indonesia juga masih terlalu tinggi.

Yakin, masih mau cuek tentang masalah malnutrisi?

Apa itu Malnutrisi?

Arti malnutrisi menurut WHO adalah kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi seseorang. Malnutrition bisa terjadi ketika seseorang memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit makanan dan nutrisi penting dalam tubuhnya. 

Jika seseorang mengalami malnutrisi biasanya akan menyebabkan kesehatannya terganggu baik jangka pendek atau jangka panjang, jika terluka memerlukan pemulihan yang panjang dan memiliki resiko infeksi yang lebih tinggi.

Ada kisah menarik ketika saya hadir di acara Media Workshop “Pekan Sadar Malnutrisi 2024: Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini” yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Nutrisi Indonesia (INA) dan Nutricia Sarihusada pada hari Selasa, 17 September 2024 di Hotel Des Indes, Menteng, Jakarta Pusat. 


Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 

Pada kesempatan itu ada salah satu narasumber yang hadir yaitu Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB bercerita dirinya pernah bertugas di Puskesmas daerah terpencil Batanghari yang dekat dengan sungai sekitar tahun 1992-1995.

Selama proses kehamilan anak pertama, sang istri selalu makan ikan gabus, karena banyak dan murah. Sedangkan kalau mau makan ayam harus potong dulu. Jadi 1000 hari pertama sang anak benar-benar berada di daerah terpencil dan sering mengkonsumsi ikan gabus. Tapi saat ini sang anak sudah menjadi seorang ahli orthopedi dengan tinggi badan 184 cm dan pernah menjadi Abang Jakarta juga.

Jadi, seharusnya tidak ada malnutrisi, gizi buruk atau stunting. Oleh karena itu konsistensi melakukan edukasi kesehatan kepada masyarakat harus terus dilakukan. Bisa dimulai dari petugas kesehatan yang datang ke Posyandu dan dekat dengan para kader.

Malnutrisi Masalah Kesehatan yang Signifikan di Indonesia 

Yaa, malnutrisi bisa dikatakan masalah kesehatan yang serius, yang memerlukan perhatian khusus dan kerjasama dari semua pihak. Perhatian utama saat 1000 hari pertama kehidupan anak, saat inilah malnutrisi menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. 

Malnutrisi merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia terutama pada anak-anak dan ibu hamil. Berdasarkan laporan SKI menyatakan bahwa angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 21,5 persen artinya hanya turun 0,1 persen dari sebelumnya, sehingga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang tertinggi di Asia. Berdasarkan laporan Food and Agriculture Organization (FAO) kasus malnutrisi di Indonesia juga masih tergolong tinggi yaitu menduduki peringkat ketiga di Asia Tenggara.. Ehmmm miris yaa!!

Well, secara umum dr. Ari menyampaikan ciri-ciri dan gejala malnutrisi : 

  • Rambut rontok
  • Kulit kering
  • Sering sariawan 
  • Otot lemas atau tidak kencang

Ini ciri-ciri umumnya, sedangkan untuk tenaga kesehatan pasti ada pemeriksaan lebih lanjut lagi.

Gejala malnutrisi tergantung dari jenis malnutrisi yang dialami, apakah kekurangan atau kelebihan gizi.

Jika seseorang mengalami kekurangan gizi, maka tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi, sehingga bisa menyebabkan wasting (berat badan rendah menurut tinggi badan), stunting (tinggi badan rendah menurut umur), dan kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut umur).

Sedangkan gejala kelebihan gizi adalah kelebihan berat badan dan obesitas. Sejumlah penelitian menunjukkan, saat seseorang mengalami obesitas, maka cenderung memiliki asupan yang tidak memadai dan kadar vitamin dan mineral tertentu dalam darah menjadi lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. 

Kelebihan berat badan dan obesitas dapat terjadi akibat sering konsumsi berlebihan makanan cepat saji dan olahan yang tinggi kalori dan lemak tetapi rendah nutrisi lainnya.

Sebenarnya apa siy faktornya yang menyebabkan malnutrisi masih terjadi di Indonesia? Apakah pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyediakan asupan gizi yang baik?

Apakah Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Mempengaruhi Kemampuan Mereka untuk Menyediakan Asupan Gizi yang Baik?

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dibutuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memberikan asupan gizi yang baik kepada anak-anak. Tentu saja untuk menciptakan hal itu perlu keterlibatan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, organisasi non-pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum.

Dengan mengusung tema ‘Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini’, Pekan Sadar Malnutrisi yang didukung oleh Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA), Nutricia Sarihusada serta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebagai salah satu pelopor pendidikan kesehatan di Indonesia guna memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan pencegahan malnutrisi di Indonesia melalui asupan gizi seimbang sedari dini untuk mewujudkan Indonesia sehat.

Sebagai salah satu perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi, Nutricia Sarihusada berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif untuk mencegah malnutrisi, karena gizi memainkan peran penting untuk membawa perubahan positif pada kesehatan dan kualitas hidup manusia.

Ketika ditanya apakah kondisi sosial ekonomi masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyediakan asupan gizi yang baik?

Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH menyampaikan meskipun dengan keterbatasan ekonomi masyarakat kita bisa memenuhi dan memberikan asupan gizi yang baik untuk anak-anak dan keluarga mereka.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH 
Medical & Scientific Affairs Director Nutricia Sarihusada

Selain itu dr. Ray juga memaparkan bahwa pencegahan malnutrisi merupakan langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, serta menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. “Namun, untuk menghadapi permasalahan ini diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan malnutrisi. Nutricia Sarihusada, sebagai perusahaan yang fokus pada nutrisi, berkomitmen untuk terus berkontribusi melalui berbagai produk nutrisi, riset dan inisiatif sosial guna mencegah malnutrisi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia,”

Berdasarkan WHO dan UNICEF ada dua cara, yaitu :

  • Literasi kecerdasan ibu menjadi aspek sosial ekonomi yang sangat penting
  • Kecerdasan dari Bapak dan Ibu untuk melakukan parenting.

Dimana ketika seorang ibu cerdas dalam mengatur keuangan untuk asupan nutrisi, cerdas parenting memasukan peran bapak itu akan menghasilkan 10-12 x lebih sukses mencegah malnutrisi di lingkungan keluarga.

Jadi bikin orangtua cerdas gizi, melek gizi dan cerdas parenting ini dapat mendorong tindakan pencegahan dan membangun keyakinan pada setiap individu dan keluarga bahwa mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi yang baik dan tepat. Kembali lagi untuk mengatasi permasalahan ini tidak bisa sendiri perlu adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non-profit dan masyarakat untuk mendukung pencegahan malnutrisi.

Pekan Sadar Malnutrisi 2024 : Wujudkan Indonesia Sehat dengan Cegah Malnutrisi Sedari Dini

Faktor kemiskinan, kurangnya akses terhadap pangan bergizi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, serta ketidakmerataan layanan kesehatan masih menjadi penyebab terjadinya malnutrisi di wilayah Indonesia.

Oleh karena itu Perhimpunan Nutrisi Indonesia (Indonesian Nutrition Association/INA) telah berusaha dan berpartisipasi memerangi malnutrisi dengan melakukan berbagai kegiatan dengan menjadi salah satu duta kegiatan Pekan Sadar Malnutrisi (Malnutrition Awareness Week/MAW) pada tanggal 16 - 20 September yang diselenggarakan oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) sejak tahun 2017.

Indonesia Nutrition Association/INA adalah sebuah organisasi non-profit yang didirikan sejak tahun 2011. Dimana INA berfokus pada pengembangan ilmu nutrisi di tingkat nasional dan internasional. 

Mengenai diselenggarakannya Pekan Sadar Malnutrisi ini merupakan kampanya tahunan yang dibuat oleh American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN). 

Kampanye ini bertujuan untuk, 

Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berdiskusi mengenai status gizi mereka dengan tenaga kesehatan, terutama ketika mereka sedang dirawat di rumah sakit.

Memperkenalkan strategi pencegahan dan intervensi yang efektif

Pentingnya Edukasi dan Advokasi untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Gizi Seimbang

Malnutrisi ketika tidak dikenali atau tidak terdeteksi sejak awal dapat memperburuk kesehatan seseorang sehingga bisa dirawat di rumah sakit. Karena malnutrisi ini bukan hanya berdampak buruk bagi kesehatan saja, tapi juga bisa meningkatkan resiko kematian papar dari Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – Presiden Indonesian Nutrition Association (INA).

Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, SpGK(K) – Presiden Indonesian Nutrition Association (INA).

dr. Luciana juga menekankan pentingnya mencegah malnutrisi sedari dini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan tanda-tanda malnutrisi. Memastikan juga bahwa masyarakat Indonesia bisa memahami dan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang agar kesadaran masyarakat mengenai malnutrisi diketahui lebih luas lagi.

Selain itu, dr. Luciana juga mengingatkan jika ingin melakukan diet lakukan diet yang sehat. Diet yang sehat itu diet gizi seimbang, anjurannya makan 3x sehari dengan selingan 2-3 x yang komposisinya berkiblat pada piring sehat. Karena sebenarnya diet adalah untuk mengatur pola makan, bisa diet untuk gemukin badan, bisa diet untuk menurunkan berat badan, bisa diet diabetes, bisa diet karena suatu penyakit.

Jika masyarakat lebih aware terhadap malnutrisi bukan tidak mungkin bisa menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan dan Indonesia Emas 2045 bisa terwujud. Aamiin..

Jadi Sekali lagi cara pencegahan malnutrisi sudah disarankan sedini mungkin sejak 1000 hari pertama anak. Pencegahan malnutrisi bisa dibantu dengan mengkonsumsi makanan dengan variasi makanan yang cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Tidak hanya asupan makanan saja tapi juga diimbangi dengan pola hidup sehat, aktivitas fisik, istirahat yang cukup juga merupakan upaya pencegahan malnutrisi.


Yuk, sama-sama kita Kampanyekan Pekan Kesadaran Malnutrisi ke masyarakat luas.



19 komentar

  1. Malnutrisi kurang gizi terjadi ketika seseorang tidak memperoleh asupan gizi yang memadai, seperti protein, energi, vitamin, dan mineral. Sedih ya, makanya informasi seperti ini diperlukan agar banyak masyarakat lebih aware lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mba, padahal semua asupan bergizi itu mudah kita dapat di Indonesia, tapi sayang masih banyak yang belum aware.

      Hapus
  2. mal nutrisi ini masih menjadi pr untuk semua orang tua yah mba, seneng banget ada INA dan Nutricia Sari Husada yang mengadakan workshop seperti ini semoga acaranya terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa informasi seperti ini harus konsisten dan continue supaya informasinya semakin tersebar di masyarakat kita.

      Hapus
  3. seharusnya seminar atau workshop atau apapun itu yang sebagus ini lebih gencar lagi diadakan di daerah. Btw mba kisah soal makan ikan gabus itu jadi inspirasi banget karena akhir2 ini aku jarang bikin menu ikan buat anakku. gencarkan lagi ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena masalah malnutrisi ini jadi PR kita bersama yaa.. Nah, ternyata ikan gabus ini kandungan gizinya banyak dan bagus untuk 1000 hari pertama anak, semangat yaa Mba ☺️

      Hapus
  4. Generasi kita memang menjadi bagian juga dari proses persiapan generasi mendatang ya. Jadi pengetahuan mengenai nutrisi yang baik dan benar perlu kita miliki dan terapkan. Menarik dengan adanya program seperti ini, jadi meningkatkan awareness juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, supaya generasi Indonesia emas 2045 bisa terwujud

      Hapus
  5. Orang tua memang sebaiknya mengusahakan memberikan gizi seimbang ya mbak untuk anaknya biar mereka tumbuh dengan baik. Tapi kadang ada banyak tantangan yang harus dihadapi kayak anaknya susah banget makan huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, makanya peran ibu dan ayah disini sangat penting, keduanya harus mau belajar, cari informasi yang valid tentang nutrisi ini

      Hapus
  6. Acara seminar ataupun workshop seperti ini sangat penting ya
    Memberikan informasi seputar penanganan malnutris secara komprehensif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Kak, semakin banyak informasi terpecaya yang dibagikan, berharap masyarakat semakin aware sama permasalahan ini.

      Hapus
  7. Kalau dengar kata Malnutrisi memang yang terlintas pertama kali dibenak saya ya kekurangan gizi tapi ternyata tidak ya, bisa jadi juga kelebihan gizi. ini informasi baru bagi saya. Contoh soal ini saja banyak masyarkat yang belum tahu apalagi soal kebutuhan nutrisi seimbang. Penting banget informasi ke msyarakat soal kebutuhan gizi seimbang demi terwujudnya Indonesia Emas 2045 ya Kak

    BalasHapus
  8. Malnutrisi masalah bersama, semoga ajah semakin banyak masyarakat yang aware dan terus mengingatkan untuk memberikan asupan gizi yang baik sejak 1000 hari pertama

    BalasHapus
  9. Malnutrisi itu bnyk yg salah kaprah. Dipikirnya cm sekedar kurang gizi aja terus jd kuyus kering. Padahal bkn kurang gizi doang yak

    BalasHapus
  10. Sebelumnya, aku cuma tau Malnutrisi ini hanya terjadi pada anak-anak, tapi kenyataannya, semua orang bisa yaa.. dan bukan hanya yang kekurangan nutrisi, tapi juga yang kelebihan, termasuk dalam kategori Malnutrisi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener Mba, malnutrisi juga bisa terjadi sama orang dewasa, dan malnutrisi itu juga bukan selalu yang kurus ajah, tapi mereka yang overwigh juga.

      Hapus
  11. related banget!! Seringkali kemiskinan di jadikan landasan kenapa terjadinya malnutrisi pada keluarga. Aku bilang keluarga karena gejala mal nutrisi bisa menyerang siapa saja dalam satu keluarga.
    Padalah edukasi keluarga yang dalam hal ini parent yang menyiapkan asupan makanan di rumah juga sangat penting.

    BalasHapus
  12. Malnutrisi tidak hanya soal kekurangan gizi atau stunting, kelebihan gizi seperti obesitas juga termasuk ke malnutrisi yah

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.

Salam hangat