Suka sebel nggak siy kalau ada orang yang di dekat kita asik merokok, tanpa perduli ada orang-orang disekitarnya. Rasanya tingkat kesadaran masyarakat kita masih rendah ya! Sedih siyy..
Padahal bahaya dari rokok ini khan bukan cuma orang yang merokok saja, tapi justru orang-orang yang ada disekitarnya yang menghirup asap rokok tersebut juga jauh lebih bahaya, bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Tapi sayang kejadian tersebut tetap tidak mengurangi jumlah perokok, minat masyarakat Indonesia terhadap rokok ini masih tetap tinggi.
Padahal saat ini terjadi transisi epidemologi, yang artinya dimana penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat. Yang termasuk dalam Penyakit Tidak Menular ini yaitu, hipertensi, Stroke, Jantung, Diabetes Melitus, Kanker, dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat.
Nah, ternyata rokok ini juga menjadi penyebab utama penyakit tidak menular. Untuk itu pada tanggal 18-19 Juni 2019 Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) mengadakan workshop bersama teman-teman bloggercrony, dalam rangka HTTS (Hari Tanpa Tembakau Sedunia).
Workshop hari pertama, seluruh acara di Hotel Royal Kuningan, Jln Kuningan Persada Kav. 2 Jakarta Selatan. Hadir Ibu dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), dimana beliau berharap pesan dari para blogger dapat bantu ubah perilaku masyarakat.
Hadir juga sebagai Pemberi materi dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA dan Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes.
Yuuk, Cegah Penyakit Tidak Menular dengan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)
Kamu tau nggak teman-teman, kalau 80% penyakit tidak menular itu bisa disembuhkan sejak dini qo, asalkan kita bisa menerapkan pola hidup sehat sehari-hari dengan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
dr. Theresia menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam membangun kesehatan masyarakatnya adalah PTM yang menjadi penyebab utama. Faktanya mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM) ini bukan hanya penyakit degeneratif, karena banyak penderita usia muda juga.
Nyatanya hanya 30 % penderita PTM yang terdeteksi dan hanya 30 % yang berobat, sedangkan sisanya terdiagnosa setelah terjadi serangan penyakit. Karena dengan meningkatnya PTM ini ada 7 dari 10 penyebab kematian utama yang disebabkan oleh PTM dan PTM ini juga menghabiskan biaya pelayanan kesehatan yang sangat besar.
Selain rokok yang menjadi penyebab utama penyakit tidak menular, asupan gula, garam, dan lemak yang berlebihan juga menjadi faktor risiko Penyakit Tidak Menular. Terus takaran baiknya seperti apa ya?
Takaran yang disarankan untuk asupan gula setara dengan maksimal 4 sdm peres (54 gram), sedangkan untuk konsumsi garam disarankan maksimal 1 sdt (5 gram), sedangkan untuk konsumsi lemak sebaiknya maksimal 5 sdm (72 gram). Supaya konsumsi gula, garam, dan lemak kita tetap aman, ada beberapa tips sehat yang harus kita perhatikan, yaitu :
- Pilihlah bahan makanan yang segar, daripada bahan makanan kemasan atau bahan makanan yang diawetkan
- Hindari makanan dengan kandungan natrium tinggi atau makanan yang diawetkan dan diasinkan. Seperti acar asinan, makanan kaleng dan yang lainnya
- Hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti jeroan, udang, kepiting dan lain-lain
- Hindari makanan atau minuman dengan pemanis buatan yang berlebihan
- Batasi penggunaan bumbu penyedap makanan, seperti MSG (Moni Sodium Glutomat) atau yang disebut dengan vetsin. Sebagai gantinya gunakan penguat rasa yang berasal dari bahan alami (bawang merah, bawang putih, daun bawang, kunyit, ketumbar, dan yang lainnya.
- Sedangkan jika kita mengkonsumsi makanan dalam kemasan, jangan lupa untuk memperhatikan label pada kemasan makanan tersebut dengan teliti dan seksama.
Bukan hanya menjalankan tips dalam berkonsumsi saja, tapi untuk mencegah Penyakit Tidak Menular ini supaya tidak terus meningkat ada hal lain juga yang harus kita cegah, cegah, dan cegah yaitu :
- Tidak merokok
- Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan
- Rajin Aktivitas fisik
- Rajin konsumsi buah dan sayur
- Cek kesehatan secara teratur
Adanya kegiatan workshop ini bagi saya pribadi sangat besar manfaatnya, selain untuk memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 May, saya juga ingin membagikan informasi dan mengajak masyarakat, yuk sama-sama untuk berubah dan mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan untuk menjalankan pola hidup sehat.
Selain itu saya juga suka gemes kalau melihat orang yang merokok di dekat anak-anak, meskipun sering dinasehati, hingga ditegur dengan cara baik-baik, tapi tetap saja mereka masih tidak bisa lepas atau berhenti merokok. Memang bagi mereka yang sudah terbiasa merokok, bukanlah perkara yang mudah untuk berhenti.
Faktanya yang membuat mereka ketagihan karena atau sulit bagi mereka untuk berhenti merokok yaitu, ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam tembakau merangsang otak untuk melepaszat yang memberi rasa nyaman (DOPAMINE). Akibatnya seorang pecandu rokok saat tidak merokok maka mereka akan mengalami gejala putus nikotin seperti, rasa tidak nyaman, mudah marah, sulit untuk konsentrasi.
Sehingga untuk mempertahankan rasa nyaman tersebut, timbul dorongan untuk merokok kembali , dan inilah yang menjadi awal dari proses kecanduan.
Kebijakan dan Strategi Pemerintah untuk Pengendalian PTM
Dalam hal ini ada beberapa program unggulan untuk pengendalian PTM yaitu,
- PO SBINDU penyakit tidak menular
- Pandu PTM
- Kawasan tanpa rokok
- Konseling UBM
- Kampenya CERDIK
- Pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak
- IVA dan SADANIS
- Tajam penglihatan, dan pendengaran disbilitas
- Monitor konsumsi produk tembakau dan pencegahannya
- Perlindungan dari paparan asap orang lain
- Optimalkan dukungan layanan berhenti merokok
- Waspadakan masyarakat akan bahaya konsumsi tembakau
- Eliminasi iklan, promosi dan sponsor produk tembakau
- Raih kenaikan Harga Rokok melalui peningkatan cukai dan pajak rokok
Banyak yang bilang jika ingin terbebas dari rokok, masyarakat meminta untuk menutup pabrik rokok saja. Upss, tunggu dulu ya guys, faktanya untuk penutupan pabrik rokok ini tidaklah mudah, banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, hal lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk peningkatan gaya hidup sehat yaitu dengan melakukan perilaku CERDIK, dimana
- Cek kondisi kesehatan secara berkala
- Enyahkan asap rokok
- Rajin aktifitas fisik
- Diet dengan gizi seimbang
- Istirahat yang cukup
- Kelola stress
Lanjut hari kedua workshop, bersama teman=teman bloggercrony kami melakukan visit ke 5 rumah sakit, yaitu : RS. Dharmais, Rs. Persahabatan, RSCM, Rs, Harapan Kita dan saya sendiri berkunjung ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Pengalaman Pertama Kali Mengunjungi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagi saya yang baru pertama kali datang ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (rspon), jadi teringat tentang drama-drama Korea githu, korban drakor niy!
Mungkin masih banyak diantara kita yang belum banyak mendengar tentang rumah sakit ini, yupp, rspon ini yang terletak di jalan MT Haryono Jakarta, mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 2013 dan dilakukan grand opening pada tanggal 1 Februari 2014.
Alasan didirikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ini karena hasil dari riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan setipa tahunnya selalu mengalami peningkatan. Dimana untuk penanganan pasien dengan permasalahan otak dan saraf itu tentu berbeda dengan penanganan penyakit lainnya.
Jadi, memang untuk pelayanan pasien ini diperlukan pelayanan secara komprehensif. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ini memiliki 3 pelayanan, yaitu pelayanan BPJS, Pelayanan Umum, dan pelayanan eksekutif. Mereka memiliki komitmen untuk mengutamakan keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan serta melakukan perbaikan sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan.
Selain itu RSPON berharap bisa menjadi role model dalam menangani kasus-kasus neurologi di Indonesia.
Tidak ada komentar
Terima kasih sudah mampir di Blog saya, semoga bermanfaat.
Tunggu kunjungan balik saya di Blog kalian.
Salam hangat